Rabu, 10 Maret 2010

Janjiku pada Emak

Dari awal Dani tidak mengharapkan kehidupannya seperti yang sekarang ini, ia merasa sangat prihatin dengan keadaan keluarganya. Sementara ia tidak tau apa yang harus dia lakukan untuk bisa menopang kebutuhan keluarganya. Kadang ia Hanya bisa berdoa dan memohon kepada Tuhan untuk bisa terlepas dari beban hidup yang ia alami sekarang ini.
Pagi itu Dino terbangun dari tidurnya setelah semalaman dia bertahajud memohon jalan kemudahan untuk bisa lepas dari masalah yang sedang membelanggu keluarganya.

“ Kau sudah bangun Dino…?” Sapa seorang ibu yang sudah berumur dengan raut wajah yang muram ditambah penampilanya yang lusuh dan kusam. “ Ya ma, dari jam 4.00 tadi Dino suadah bangun. Bagaimana Ma Keadaan Bapak apa semalam ia bisa tidur?” tanya Dino kepada Emaknya sambil melontarkan pandangannya ke arah bale-bale yang ada disudut ruangan. “ Alhamdulillah Din dari jam dua pagi tadi bapakmu bisa tidur nyenyak.” Jawab Emak sambil merapikan kain dan baju yang berserakan di sudut bale-bale tempat bapaknya tidur.
“ Terus bagaimana Mila mak, apa dia tetap tidak mau sekolah?”
“ Entahlah Dino, Emak juga sudah kehabisan akal membujuk dia supaya mau masuk sekolah kembali. Dia bilang dia tidak akan ke sekolah kalau sepatunya yang robek belum diganti, karena ia malu selalu jadi bahan ejekan teman-temannya katanya Din.” Ucap Emak sambil sesekali mengusapkan air matanya yang seolah tidak bisa dibendung.
Dino menghampiri Emaknya sambil mencoba berusaha menghibur kegundahan hatri Emaknya.
“ Sabar ya Mak, nanti saya akan berusaha mencoba cari pengganti sepatu Mila, mudah-mudahan secepatnya saya dapatkan .” ucapan itu terlontar dari mulut Dino sambil melepaskan senyuman kepada Emaknya, padahal hati kecilnya berkata lain.
“ Sudah ya Mak, saya mau beres-beres nanti Dino kesiangan ke sekolah lagi…!” sambil beranjak dari duduknya menuju sudut ruangan merapikan buku-buku yang akan dibawa ke sekolah.

Pagi itu Dino berangkat ke sekolah, sengaja ia berangkat agak pagi-pagi sekali karena untuk menuju ke sekolah Dino berjalan kaki kurang lebih dua kilometer jaraknya dari rumah. Sementara teman-temannya masih asik pulas dikasur empuk dengan ditunggu sarapan pagi yang siap tersaji di meja makan. Namun Dino sudah berpeluh tanpa sesuapun makanan yang masuk ke dalam perutnya, namun semua itu dia jalani dengan keikhlasan. Sesampainya di sekolah hal yang rutin ia lakukan adalah menyapu seluruh halaman sekolahnya sebelum siswa-siswa yang lain datang. Setelah itu ia membaca buku pelajaran yang akan dipelajari pada hari ini.
”Hai Din, baca apa nih pagi-pagi ?”. sapa Ardi sambil meletakan tasnya di atas meja disisi Dino.
“ Eh Ardi, ini aku sedang baca buku sejarah nanti ada diskusi kan ..?” Dino sambil menggeser duduknya agak kesamping. " O...ya aku lupa, ya sudah aku temani ya...!" Ardi sambil membuka tasnya mengambil buku sejarahnya. Tidak lamapun bel sekolah berbunyi. semua siswa masuk melakukan proses belajar mengajar.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Komentarnya ya, ditunggu....!

Terimakasih atas kunjungannya,,,